PEMANFAATAN KONSEP KAWASAN
KOMODITAS UNGGULAN PADA KOPERASI PERTANIAN
Burhanuddin
(Peneliti
Utama pada Deputi Pengkajian Sumberdaya UKMK)
INFOKOP VOLUME 16 –
SEPTEMBER 2008 : 143-154
III.
Faktor-Faktor Keberhasilan Penyelengaraan OTOP
Thailand
3.1 Unsur-Unsur Penentu (determinant factors)
1)
Kesesuaian
potensi sumberdaya alam yang mendukung munculnya produk unggulan dari suatu
daerah yang memiliki daya saing sehingga membentuk ciri khusus di dalam pasar
manca Negara (brand image). Konsep ini berhasil memotivasi produsen (UKM atau petani)
sehingga muncul rasa bangga dalam menghasilkan komoditas tertentu yang
menggunakan simbol, jargon, dll.
2)
Potensi
SDM dalam kelompok-kelompok masyarakat memiliki modal dasar yaitu keterampilan,
etos kerja dan semangat kerjasama. Hal ini terbentuk dengan adanya penyediaan
dana pelatihan, konsultasi, dan pendampingan untuk pengembangan SDM. Pelatihan
diberikan secara gratis dengan format hands-on practice yang berkesinambungan.
Bentuk pembinaan diintegrasikan dengan kredit lunak.
3)
Pemerintah
mendirikan Kantor Promosi UKM (OSMEP), Lembaga Pengembangan UKM (ISMED) dan
mengubah institusi Usaha Keuangan Industri Kecil menjadi Bank Pembangunan UKM
Thailand (SMED Bank of Thailand). Di samping itu digalakkan promosi dan pameran
yang diprakarsai oleh Otoritas Pariwisata Thailand (Tourism Authority of
Thailand) dan Badan Investasi (Board of Investment). Semuanya untuk memperkuat
posisi tawar, menangkap peluang pasar dan penetrasi pasar baru.
4)
Dukungan
permodalan yang memadai dalam bentuk kredit (suku bunga ringan tanpa agunan
fisik tetapi dengan jaminan satu atau dua orang individu/individual guarantor)
dan dana bergulir (revolving fund) untuk pengembangan industri rumah tangga dan
kerajinan tangan. Kriteria penerima kredit antara lain: a) pernah mengikuti
pelatihan atau pernah menerima bantuan pemasaran, proses produksi, pengembangan
produk, praktek usaha; b) usaha yang ditekuni dinilai layak mendapatkan kredit;
c) memiliki asset senilai maksimal 10 juta baht; d) menggunakan kerja paling
banyak 50 orang tenaga kerja.
5)
Pemerintah
memfasilitasi masyarakat dengan berbagai piranti teknologi, seperti tersedianya
situs/website sebagai sumber informasi elektronik untuk keperluan perdagangan
(e-commerce).
6)
Adanya
dukungan dan kordinasi yang solid diantara institusi pemerintah yang
dilangsungkan dengan gaya CEO (chief executive officer). Program OTOP lahir
dari kebijakan dan strategi yang diterapkan pemerintah dan perkembangannya
terus dipantau, dievaluasi serta diperbaharui melalui berbagai instrumen
kebijakan untuk mencapai tingkat keberhasilan optimal. Tidak kurang dari 25
instansi pemerintah dan 12 Kementerian Negara Koperasi dan UKM terlibat untuk
mengembangkan program ini.
7)
Konsistensi
perencanaan pembangunan ekonomi yang berbasis masyarakat dan dilaksanakan
secara bertahap. Arah pembangunan ekonomi adalah melepaskan diri dari
keterpurukan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Strategi pembangunan
pedesaan disusun dengan melibatkan tiga komponen yang berkepentingan yaitu
pemerintah, swasta, dan LSM/organisasi lokal lainnya (cluster development).
8)
Keberpihakan
kepada Pengusaha Ekonomi Lemah dan Menengah dan menempatkan peran sektor UKM
sebagai tulang punggung perekonomian dalam negeri.
9)
Koordinasi
yang baik diantara para pelaku pembangunan yang ditopang oleh kepemimpinan
(leadership) dan adanya control masyarakat secara langsung atas berbagai
program pembangunan. Komunitas petani/produsen dan pengusaha lokal berperan
aktif dalam memilih dan menetapkan komoditas unggulan setempat.
10) Adanya Patron Client yaitu Raja Thailand (Bhumibol
Adulyadej) sebagai rujukan karena kharismanya, dihormati dan menjadi panutan
semua lapisan masyarakat.
3.2
Penetapan Komoditas Unggulan OTOP
Sejauh
ini program OTOP telah memilih dan menetapkan enam kelompok besar komoditas
unggulan dengan tidak kurang dari 10 jenis produk dalam setiap kelompok.
Sebagian besar produk telah memiliki segmen dan pangsa pasar (market share)
tersendiri, baik di dalam maupun di luar negeri. Ciri khas produk yang tetap
dipertahankan adalah adanya peran serta pengusaha-pengusaha kecil dan menengah
yang berasal dari pedesaan setempat. Kumpulan komoditas unggulan tersebut
diantaranya dapat dicermati dalam tabel 1.
Tabel 1. Pengelompokan
Produk Unggulan OTOP
No
|
Kelompok jenis produk
|
Cakupan Kelompok Jenis Produk
|
1
|
Makanan
|
Beras, buah-buahan kering, rosela, biji-bijian
manisan, selai pisang, pisang kering, madu, gurame goreng, ikan kering, baso
ikan, telur, berbagai jenis kripik, dll.
|
2
|
Tekstil,
bahan kain dan pakaian
|
Aneka jenis kain sutera dan batik, tas tangan dari
daun palma, aneka macam hiasan berukir dari bahan seng/kaleng, tembaga, dan
metal lainnya
|
3
|
Kerajinan tangan dan
Souvenirs
|
Bunga tiruan (artificial flowers), kertas dari serat
nenas, tas tangan dari daun palma, aneka macam hiasan berukir dari bahan
seng/kaleng, tembaga, dan metal lainnya.
|
4
|
Minuman
|
Kopi, teh, susu, jus buah-buahan, air mineral, dan
anggur (wine).
|
5
|
Hiasan (ornaments)
|
Bingkai foto, keranjang bambu, tas tangan dari bahan
lokal : rami, pandan, dsbnya.
|
6
|
Tanaman obat /rempah
|
Berbagai produk perawatan wajah dan tubuh
termasuk bedak, minyak, sampo, dsbnya.
|
Sumber : Makalah Sahat M.
Pasaribu, 2007
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, (2000). Pendekatan Sentra Kluster dalam Mengembangkan UKM. Kementerian
Koperasi dan UKM. Jakarta.
Anonymous, (2007). Notulen Hasil Diskusi One Tambon One Product, di Kementerian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta 7 Mei 2007.
Burhanuddin R., (2006). Perwilayahan Komoditas Kecamatan Muara
Bengkal, Kabupaten Kutai Timur. Kerjasama CV. Asiplant, Bontang, Kalimantan
Timur.
Pasaribu, Sahat M., (2007). Program OTOP Thailand dan Tantangan
Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Menengah. Makalah Diskusi One Tambon
One Product, di Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Jakarta 7 Mei 2007.
Tambunan, Mangara dan Ubaidillah, (2003). Pasar Global, Apakah Ancaman atau
Tantangan Bagi UKM ?, dalam Ekonomi Kerakyatan dalam Kancah Globalisasi.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta.