Sistem pelaksanaan otonomi menuntut suatu
wilayah untuk memiliki kemandirian dan mengembangkan daya saing untuk
meningkatkan perekonomiannya dengan memanfaatkan segenap potensi lokal baik
berupa sumber daya alam, manusia, maupun pemerintahan yang dimiliki. Sejalan
dengan hal ini, usaha pengembangan usaha kecil dapat menjadi salah satu
jawabannya. Di Kabupaten Kuningan, dimana guna lahannya didominasi oleh lahan
pertanian dan penduduknya bekerja pada sektor pertanian, industri yang ada
didominasi oleh industri makanan. Salah satu produk makanan yang menjadi
komoditas unggulan Kabupaten Kuningan adalah tape ketan. Usaha ini merupakan
talenta atau kekuatan lokal serta menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di
Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur. Namun, kendati telah berjalan
selama lebih dari tiga puluh tahun, perkembangan usaha tape ketan masih lambat
serta belum berkontribusi tinggi terhadap pengembangan ekonomi lokal. Sehingga
dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
usaha tape ketan sebagai motor penggerak pengembangan ekonomi lokal.
Berdasarkan hasil studi, ditemukan bahwa
usaha tape ketan di wilayah kajian studi belum mampu menjadi motor penggerak
pengembangan ekonomi lokal karena meskipun usaha tape ketan telah mampu
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun kemampuan bertahan
usaha tape ketan masih belum kokoh (permodalan lemah, bahan baku non-lokal,
sistem manajemen yang tradisional, dan pemasaran yang terbatas) serta kemampuan
merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi baru yang dimiliki usaha tape ketan
masih mendukung dan optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
usaha tape ketan ini sendiri berasal dari internal (dalam perusahaan seperti
latar belakang pendidikan pengusaha, motivasi pengusaha), maupun kondisi
eksternalnya (dari luar perusahaan seperti dukungan pemerintah, kondisi
geografis, ketersediaan sarana pendidikan dan ekonomi, daya tahan produk,
lokasi unit usaha). Jadi, dapat dikatakan bahwa usaha tape ketan di Kecamatan Cibeureum,
Cibingbin, dan Cigugur masih berada dalam tahap embrio yang masih ringkih dan
memerlukan sokongan dari pemerintah lokal.
Sehubungan dengan hal ini maka
direkomendasikan upaya pengembangan dari segi bantuan modal, penyuluhan
pertanian, sistem manajemen, teknik pemasaran, inovasi produk, peningkatan
sarana pemasaran, menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif untuk menarik
investasi serta pembentukan organisasi khusus pengusaha tape ketan. Sehingga
diharapkan usaha tape ketan untuk selanjutnya mampu menjadi motor penggerak
pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar