Sabtu, 13 Juli 2013

Sumber - Sumber Pembiayaan Usaha di Indonesia

Dalam upaya pengembangan suatu usaha di perlukan strategi dan rencana bisnis yang tepat, salah satu strategi itu adalah strategi pembiayaan. Terdapat empat kelompok besar sumber pendanaan :
  1.  Dana internal : merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan (cash flow internal: seperti laba dan akumulasi penyusutan) atau pun berasal dari penjualan aset usaha dan atau aset pribadi.
  2. Dana investor : merupakan sumber dana dari pihak eksternal yang tertarik berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang dan atau akan dijalankan. Dana investor dapat berupa pinjaman perusahaan, investasi langsung, kerjasama investasi, atau pun pembelian saham.
  3. Dana Suplier : merupakan sumber dana yang tidak secara langsung terlihat sebagai fisik uang, namun sumber dana dari suplier berupa fasilitas tempo pembayaran yang lebih panjang. Sumber dana suplier biasanya terjadi jika sudah terdapat kepercayaan yang besar kepada kunsumennya.

Dana Lembaga Keuangan : lembaga keuangan di maksud dapat berupa Bank, atau pun lembaga-lembaga pembiayaan lainnya.
Dalam kriteria resiko maka keempat sumber pendanaan ini dapat di kelompokan menjadi :
  1. Low Risk : dana internal
  2.  Low – Medium risk : dana suplier
  3.  Medium : dana Lembaga Keuangan
  4. Medium – High risk : dana Investor.

Dana internal memiliki konsekwensi / risk rendah karena pengeluaran dana tidak memiliki dapak kewajiban baru, baik dari sisi pengelolaan keuangan maupun manajemen. Dana suplier dapat menjadi medium risk bilamana suplier menerapkan bunga progresive terhadap tempo yang kita peroleh, risk ini akan berdampak pada beban biaya usaha yang semakin besar. Lembaga keuangan memiliki risk medium karena lembaga keuangan memiliki pola yang pasti baik itu mengenai syarat, dan imbal hasil yang di harapkan. Lembaga keuangan tidak mencampuri urusan management, lembaga keuangan hanya berpengaruh pada pengelolaan keuangan saja. Dana investor cenderung memiliki risk medium sampai tinggi, karena selain imbal hasil yang tidak memiliki pola yang pasti, juga cenderung mempengaruhi keputusan manajemen.
Sumber dana yang terbaik adalah sumber dana yang dapat di ukur manfaat dan resikonya, bagi perusahaan yang memiliki sumber dana internal kuat dapat memilih opsi penyediaan dana internal. Namun untuk tetap menjaga kesehatan cash flow usaha, sumber dana dapat di pertimbangkan yang berasal dari eksternal, baik itu Bank, Suplier maupun investor.
Bank cenderung memiliki kekuatan yang lebih besar, imbal hasil terukur, menjadi pilihan yang terbaik. Bank menjadi resiko bilamana usaha atau bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana dan strategi bisnis.


sumber : http://binaukm.com/2010/12/sumber-sumber-pembiayaan-usaha/

Perkembangan Usaha Tape di Kuningan

Sistem pelaksanaan otonomi menuntut suatu wilayah untuk memiliki kemandirian dan mengembangkan daya saing untuk meningkatkan perekonomiannya dengan memanfaatkan segenap potensi lokal baik berupa sumber daya alam, manusia, maupun pemerintahan yang dimiliki. Sejalan dengan hal ini, usaha pengembangan usaha kecil dapat menjadi salah satu jawabannya. Di Kabupaten Kuningan, dimana guna lahannya didominasi oleh lahan pertanian dan penduduknya bekerja pada sektor pertanian, industri yang ada didominasi oleh industri makanan. Salah satu produk makanan yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Kuningan adalah tape ketan. Usaha ini merupakan talenta atau kekuatan lokal serta menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur. Namun, kendati telah berjalan selama lebih dari tiga puluh tahun, perkembangan usaha tape ketan masih lambat serta belum berkontribusi tinggi terhadap pengembangan ekonomi lokal. Sehingga dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan usaha tape ketan sebagai motor penggerak pengembangan ekonomi lokal.
Berdasarkan hasil studi, ditemukan bahwa usaha tape ketan di wilayah kajian studi belum mampu menjadi motor penggerak pengembangan ekonomi lokal karena meskipun usaha tape ketan telah mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun kemampuan bertahan usaha tape ketan masih belum kokoh (permodalan lemah, bahan baku non-lokal, sistem manajemen yang tradisional, dan pemasaran yang terbatas) serta kemampuan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi baru yang dimiliki usaha tape ketan masih mendukung dan optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan usaha tape ketan ini sendiri berasal dari internal (dalam perusahaan seperti latar belakang pendidikan pengusaha, motivasi pengusaha), maupun kondisi eksternalnya (dari luar perusahaan seperti dukungan pemerintah, kondisi geografis, ketersediaan sarana pendidikan dan ekonomi, daya tahan produk, lokasi unit usaha). Jadi, dapat dikatakan bahwa usaha tape ketan di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur masih berada dalam tahap embrio yang masih ringkih dan memerlukan sokongan dari pemerintah lokal.
Sehubungan dengan hal ini maka direkomendasikan upaya pengembangan dari segi bantuan modal, penyuluhan pertanian, sistem manajemen, teknik pemasaran, inovasi produk, peningkatan sarana pemasaran, menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif untuk menarik investasi serta pembentukan organisasi khusus pengusaha tape ketan. Sehingga diharapkan usaha tape ketan untuk selanjutnya mampu menjadi motor penggerak pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, dan Cigugur.


Selasa, 02 Juli 2013

Pengangguran dan Kemiskinan

HUBUNGAN ANTARA PENGANGURAN DAN KEMISKINAN

            Pengangguran adalah salah satu factor timbulnya kemiskinan. Pengangguran dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya kesenjangan penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya wawasan dan skill yang dimiliki setiap orang berbeda sehingga setiap perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan juga menyeleksi kemampuan orang yang mereka butuhkan di perusahaan tersebut.

            Kemiskinan merupakan keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan pendidikan. Kemiskinan disebabkan oleh ketidak punyaannya alat kebutuhan dasar yaitu uang ataupun sulitnya mencari pekerjaan dan terjadilah yang namanya pengangguran. Pengangguran umumnya disebabkan kareana angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya. 

BLSM dan kenaikan BBM

Menurut saya BLSM ( Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ) saat ini tidak efisien, kenapa tidak efisien? Karena dengan adanya kenaikan BBM pada saat ini kenapa pemerintah tidak menggunakan dana kompesasi BBM untuk perbaikan infrastruktur atau pembangunan di bidang pendidikan di samping itu juga menumbuhkan usaha kecil menengah agar terciptanya lapangan kerja, daripada dana tersebut digunakan untuk BLSM.

 Saya setuju masyarakat perlu dibantu, tetapi tidak dengan cara menggelontorkan dana secara tunai begitu saja, karena dengan cara tersebut tidak mendidik, masyarakat miskin akan selalu mengandalkan dana bantuan dari pemerintah, sehingga masyarakat miskin akan tetap miskin. Seharusnya pemerintah memikirkan cara mengatasi kemiskinan yang ada di negeri ini dengan cara mendirikan berbagai UKM mandiri, menciptakan lapangan pekerjaan lebih efektif daripada dengan memberikan dana tunai itu.